Berikut merupakan materi dari sebuah buku yang saya kutip.
Judul Buku : Information Technology for Management
Pengarang : Efraim Turban dan Linda Volonino
Tahun : 2010
Penerbit : John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd
KM sangatlah penting. ini tidak sekedar mode/demam dalam manajemen. jika diterapkan dengan benar, maka akan menghasilkan dampak yang sangat besar dalam meningkatkan kecakapan (know-how) seluruh organisasi. jika tidak dilakukan secara benar, perusahaan tidak akan dapat berkompetisi secara efektif terhadap perusahaan lain dalam industrinya yang menggunakan KM dengan benar. bagaimanapun juga, organisasi perlu untuk mengidentigikasi cara untuk mengukur nilai dari aset intelektual dan nilai untuk mengadakan mereka kedalam organisasi untuk membenarkan sebuah program KM
Kamis, 13 Mei 2010
KM & IT : Enterprise Knowledge Portals
Berikut merupakan materi dari sebuah buku yang saya kutip.
Judul Buku : Information Technology for Management
Pengarang : Efraim Turban dan Linda Volonino
Tahun : 2010
Penerbit : John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd
Enterprise knowledge portals (EKPs) merupakan pintu masuk kepada banyak KMSs. EKPs telah berkembang dari sebuah konsep yang didasari pada enteprise information systems, group support systems, web browsers, dan DBMS. kebanyakan EKPs memadukan data integration, reporting mechanisms, dan collaboration, selagi sebuah server meng-handle document management dan KM. portal mengumpulkan setiap kebutuhan informasi pengguna: data dan dokumen, e-mail, web links, dan queries, dynamic feeds dari network, dan shared callendar dan task list.
contoh EKP yang suskes adalah Cisco's Employee Connection. portal tersebut menynediakan akses ke intranet perusahaan kapan dan dimana saja; portal terseut dihitung dapat menghemat sebesar $550 juta setiap tahunnya, dimana yang paling menentukan adalah improved self service. tujuan dari sistem tersbut adalah untuk menghubungkan sebanyak mungkin sistem dan aplikasi sehingga pengguna memiliki tempat masuk tunggal ke dalam Cisco's information systems.
Menggunakan KM dalam pelatihan dan pembelajaran
pengetahuan yang terakumulasi dalam organisasi dapat digunakan untuk melatih pegawai baru dan melatih ulang pegawai lama. expert system, sebagai contoh, dapat digunakan untuk memfasilitasi pelatihan. beberapa perusahaan menyediakan metodologi yang berisi basis pengetahuan dan KM untuk pelatihan. (hamastar.com.tw)
Judul Buku : Information Technology for Management
Pengarang : Efraim Turban dan Linda Volonino
Tahun : 2010
Penerbit : John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd
Enterprise knowledge portals (EKPs) merupakan pintu masuk kepada banyak KMSs. EKPs telah berkembang dari sebuah konsep yang didasari pada enteprise information systems, group support systems, web browsers, dan DBMS. kebanyakan EKPs memadukan data integration, reporting mechanisms, dan collaboration, selagi sebuah server meng-handle document management dan KM. portal mengumpulkan setiap kebutuhan informasi pengguna: data dan dokumen, e-mail, web links, dan queries, dynamic feeds dari network, dan shared callendar dan task list.
contoh EKP yang suskes adalah Cisco's Employee Connection. portal tersebut menynediakan akses ke intranet perusahaan kapan dan dimana saja; portal terseut dihitung dapat menghemat sebesar $550 juta setiap tahunnya, dimana yang paling menentukan adalah improved self service. tujuan dari sistem tersbut adalah untuk menghubungkan sebanyak mungkin sistem dan aplikasi sehingga pengguna memiliki tempat masuk tunggal ke dalam Cisco's information systems.
Menggunakan KM dalam pelatihan dan pembelajaran
pengetahuan yang terakumulasi dalam organisasi dapat digunakan untuk melatih pegawai baru dan melatih ulang pegawai lama. expert system, sebagai contoh, dapat digunakan untuk memfasilitasi pelatihan. beberapa perusahaan menyediakan metodologi yang berisi basis pengetahuan dan KM untuk pelatihan. (hamastar.com.tw)
Minggu, 09 Mei 2010
Kepuasan kerja karyawan
Setelah saya terlusuri dari beberapa jurnal, saya menggabungkan faktor-faktor yang menurut penulis jurnal tersebut berpengaruh positif secara signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Berikut saya sebutkan faktor-faktor tersebut, antara lain:
1. Sifat dari pekerjaan,
2. Rekan kerja,
3. Rasa kepuasan pribadi,
4. Kesempatan pelatihan,
5. Penghargaan (recognition),
6. Kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang menantang atau tidak berulang,
7. Tingkat supervisi/penjagaan,
8. Keikutsertaan dalam pembuatan keputusan,
9. Kesempatan untuk melakukan interaksi sosial.
10. Continous improvement, dan
11. Problem prevention.
Faktor tersebut merupakan faktor yang intangible yang dirasakan oleh karyawan perusahaan. Faktor tangible-nya adalah gaji, dan tunjangan yang walaupun dapat meningkatkan kepuasan kerja namun tidak sesignifikan faktor intangible pada kebanyakan kasus.
1. Sifat dari pekerjaan,
2. Rekan kerja,
3. Rasa kepuasan pribadi,
4. Kesempatan pelatihan,
5. Penghargaan (recognition),
6. Kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang menantang atau tidak berulang,
7. Tingkat supervisi/penjagaan,
8. Keikutsertaan dalam pembuatan keputusan,
9. Kesempatan untuk melakukan interaksi sosial.
10. Continous improvement, dan
11. Problem prevention.
Faktor tersebut merupakan faktor yang intangible yang dirasakan oleh karyawan perusahaan. Faktor tangible-nya adalah gaji, dan tunjangan yang walaupun dapat meningkatkan kepuasan kerja namun tidak sesignifikan faktor intangible pada kebanyakan kasus.
Corporate Social Responsibility
Berbagai perusahaan di dunia setelah selama ini menjalankan usahanya yang berfokus pada keuntungan telah memberi dampak buruk pada lingkungan. Muncul isu-isu permasalahan lingkungan seperti efek akumulasi bahan beracun, efek rumah kaca, perusakan lapisan ozon, hujan asam, deforestasi, dan penggurunan, serta kematian bentuk-bentuk kehidupan (bertens, 2001) seperti yang dikutip oleh Sukrisno Agoes dan I Cenik Ardana (2009) yang menjadi perhatian seluruh dunia. Secara tidak langsung perusahaan yang disalahkan atas kondisi ini. Karena situasi tersebut, perusahaan mulai tersadar akan akibat yang ditimbulkan dari kegiatan usahanya. Maka dari itu timbullah usaha-usaha untuk menjaga melestarikan lingkungan sekitarnya yang sering disebut dengan corporate social responsibility.
Agoes, sukrisno dan Ardana, I Cenik (2009) menyebutkan bahwa, “konsep CSR sebenarnya tidak banyak berbeda dengan konsep stakeholders…. …Pengenalan konsep CSR ini merupakan upaya untuk lebih memperjelas atau mempertegas konsep stakeholders”. Selanjutnya didalam buku tersebut mereka berusaha menjelaskan konsep CSR didasari oleh konsep 3P yang dikemukakan oleh Elkington, yaitu:
a. Fungsi ekonomis. Fungsi ini merupakan fungsi tradisional perusahaan, yaitu untuk memperoleh keuntungan (profit) bagi perusahaan (yang sebenarnya merupakan kepentingan pemilik perusahaan).
b. Fungsi sosial. Perusahaan menjalankan fungsi ini melalui pemberdayaan manusianya, yaitu para pemangku kepentingan (people/stakeholders) baik pemangku kepentingan primer maupun pemangku kepentingan sekunder. Selain itu, melalui fungsi ini perusahaan berperan menjaga keadilan dalam membagi manfaat dan menanggung beban yang ditimbulkan dari aktifitas perusahaan.
c. Fungsi alamiah. Perusahaan berperan dalam menjaga kelestarian alam (planet/bumi). Perusahaan hanya merupakan salah satu elemen dalam sistem kehidupan di bumi ini. Bila bumi ini dirusak maka seluruh bentuk kehidupan di bumi ini (manusia,hewan, dan tumbuh-tumbuhan) akan terancam musnah. Bila tidak ada kehidupan, bagaimana mungkin aka nada perusahaan yang masih bertahan hidup?
Jadi keterlibatan perusahaan sejauh mana dalam menerapkan CSR dapat dilihat melalui konsep 3P yang telah dikutip diatas. Disebutkan juga (dalam buku yang sama) menurut Lawrence, Weber, dan Post (2005) tingkat keterlibatan perusahaan dapat dibagi menjadi tiga yaitu: inactive, reactive, proactive dan interactive.
Disebutkan juga bahwa berdasarkan tingkat keterlibatan tersebut, Lawrence, Webber, dan Post (2005) membedakan prinsip CSR menjadi dua, yaitu: charity principles, dan stewardship principles. Perbedaan antara dua prinsip tersebut adalah pada dasar dari tindakan tersebut. Dimana pada charity principles, perusahaan melakukan bantuan atau perhatian dengan sukarela untuk menunjang citra perusahaan kepada orang atau kelompok yang memerlukan. Sedangkan pada stewardship principles, perusahaan sebagai agen publik mengakui saling ketergantungan antara perusahaan dengan masyarakat dan berusaha menyeimbangkan semua kelompok stakeholders yang dipengaruhi oleh keputusan dan kebijakan perusahaan.
Agoes, sukrisno dan Ardana, I Cenik (2009) menyebutkan bahwa, “konsep CSR sebenarnya tidak banyak berbeda dengan konsep stakeholders…. …Pengenalan konsep CSR ini merupakan upaya untuk lebih memperjelas atau mempertegas konsep stakeholders”. Selanjutnya didalam buku tersebut mereka berusaha menjelaskan konsep CSR didasari oleh konsep 3P yang dikemukakan oleh Elkington, yaitu:
a. Fungsi ekonomis. Fungsi ini merupakan fungsi tradisional perusahaan, yaitu untuk memperoleh keuntungan (profit) bagi perusahaan (yang sebenarnya merupakan kepentingan pemilik perusahaan).
b. Fungsi sosial. Perusahaan menjalankan fungsi ini melalui pemberdayaan manusianya, yaitu para pemangku kepentingan (people/stakeholders) baik pemangku kepentingan primer maupun pemangku kepentingan sekunder. Selain itu, melalui fungsi ini perusahaan berperan menjaga keadilan dalam membagi manfaat dan menanggung beban yang ditimbulkan dari aktifitas perusahaan.
c. Fungsi alamiah. Perusahaan berperan dalam menjaga kelestarian alam (planet/bumi). Perusahaan hanya merupakan salah satu elemen dalam sistem kehidupan di bumi ini. Bila bumi ini dirusak maka seluruh bentuk kehidupan di bumi ini (manusia,hewan, dan tumbuh-tumbuhan) akan terancam musnah. Bila tidak ada kehidupan, bagaimana mungkin aka nada perusahaan yang masih bertahan hidup?
Jadi keterlibatan perusahaan sejauh mana dalam menerapkan CSR dapat dilihat melalui konsep 3P yang telah dikutip diatas. Disebutkan juga (dalam buku yang sama) menurut Lawrence, Weber, dan Post (2005) tingkat keterlibatan perusahaan dapat dibagi menjadi tiga yaitu: inactive, reactive, proactive dan interactive.
Disebutkan juga bahwa berdasarkan tingkat keterlibatan tersebut, Lawrence, Webber, dan Post (2005) membedakan prinsip CSR menjadi dua, yaitu: charity principles, dan stewardship principles. Perbedaan antara dua prinsip tersebut adalah pada dasar dari tindakan tersebut. Dimana pada charity principles, perusahaan melakukan bantuan atau perhatian dengan sukarela untuk menunjang citra perusahaan kepada orang atau kelompok yang memerlukan. Sedangkan pada stewardship principles, perusahaan sebagai agen publik mengakui saling ketergantungan antara perusahaan dengan masyarakat dan berusaha menyeimbangkan semua kelompok stakeholders yang dipengaruhi oleh keputusan dan kebijakan perusahaan.
National Center for Sustainability Reporting (NCSR)
National Center for Sustainability Reporting (NCSR) Indonesia adalah sebuah wadah (organisasi) independen dalam rangka pengembangan, pembinaan, pengukuran, dan pelaporan atas implementasi kegiatan CSR / keberlanjutan perusahaan (corporate sustainability). NCSR Indonesia memiliki anggota dari korporasi, organisasi, dan individu-individu professional yang mempunyai visi dan komitmen yang sama dalam menerapkan dan mengembangkan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia.
Anggota NCSR terdiri dari lima organisasi independen terkemuka, yaitu: Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen (IAI-KAM), Komite Nasional Kebijakan Publik (KNKP), Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), dan Indonesia Netherlands Asociation (INA). Dimana NCSR ini dideklarasikan pada tanggal 23 Juni 2005.
Berikut dikutip paragraf dari situs ncsr yang mengatakan pentingnya pelaporan CSR didalam perusahaan. “Pelaporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan Perseroan Terbatas di Indonesia telah diwajibkan melalui Pasal 66 Ayat 2 Undang-Undang no.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Sejak beberapa tahun terakhir Bapepan-LK telah pula mengeluarkan aturan yang mengharuskan emiten mengungkapkan pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) di dalam laporan tahunan perusahaan.” (Ali Darwin, Executive Director NCSR, Ketua Umum IAMI)
Pelaporan CSR didalam laporan tahunan perusahaan telah diwajibkan oleh pemerintah serta oleh Bapepam-LK. maka dari itu perusahaan perlu melakukan perbaikan didalam kegiatan usahanya untuk memenuhi persyaratan CSR ini demi menjaga nama baik perusahaan serta menaati peraturan yang berlaku.
Berikut ini adalah pemenang (Indonesia Sustainability Reporting Awards) ISRA 2007 yang didalamnya termasuk pelaporan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
•Best Sustainability Report 2006: PT Kaltim Primal Coal.
•Best Social and Environmental Reporting 2006, Best Website 2007: PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP)
•Best Environment Reporting 2006: PT Aneka Tambang, Tbk (Persero).
•Best Social Reporting 2006: PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom).
•Best Sustainability Report 2006, Runner-Up: PT. Astra International, Tbk.
•Best Social and Environmental Reporting 2006, Runner-Up: PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk.
•Best Environmental Reporting 2006, Runner-Up: PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk.
•Best Social Reporting 2006, Runner-Up: PT. Indosat, Tbk
•Commendation for Sustainability Reporting; First Time Sustainability Reporting: PT. Timah, Tbk; PT. International Nickel Indonesia, Tbk (INCO); PT. Indah Kiat Pulp & Paper.
sumber: http://ncsr.evolutionteams.com/id/isra2008.html
Anggota NCSR terdiri dari lima organisasi independen terkemuka, yaitu: Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen (IAI-KAM), Komite Nasional Kebijakan Publik (KNKP), Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), dan Indonesia Netherlands Asociation (INA). Dimana NCSR ini dideklarasikan pada tanggal 23 Juni 2005.
Berikut dikutip paragraf dari situs ncsr yang mengatakan pentingnya pelaporan CSR didalam perusahaan. “Pelaporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan Perseroan Terbatas di Indonesia telah diwajibkan melalui Pasal 66 Ayat 2 Undang-Undang no.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Sejak beberapa tahun terakhir Bapepan-LK telah pula mengeluarkan aturan yang mengharuskan emiten mengungkapkan pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) di dalam laporan tahunan perusahaan.” (Ali Darwin, Executive Director NCSR, Ketua Umum IAMI)
Pelaporan CSR didalam laporan tahunan perusahaan telah diwajibkan oleh pemerintah serta oleh Bapepam-LK. maka dari itu perusahaan perlu melakukan perbaikan didalam kegiatan usahanya untuk memenuhi persyaratan CSR ini demi menjaga nama baik perusahaan serta menaati peraturan yang berlaku.
Berikut ini adalah pemenang (Indonesia Sustainability Reporting Awards) ISRA 2007 yang didalamnya termasuk pelaporan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
•Best Sustainability Report 2006: PT Kaltim Primal Coal.
•Best Social and Environmental Reporting 2006, Best Website 2007: PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP)
•Best Environment Reporting 2006: PT Aneka Tambang, Tbk (Persero).
•Best Social Reporting 2006: PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom).
•Best Sustainability Report 2006, Runner-Up: PT. Astra International, Tbk.
•Best Social and Environmental Reporting 2006, Runner-Up: PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk.
•Best Environmental Reporting 2006, Runner-Up: PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk.
•Best Social Reporting 2006, Runner-Up: PT. Indosat, Tbk
•Commendation for Sustainability Reporting; First Time Sustainability Reporting: PT. Timah, Tbk; PT. International Nickel Indonesia, Tbk (INCO); PT. Indah Kiat Pulp & Paper.
sumber: http://ncsr.evolutionteams.com/id/isra2008.html
Sabtu, 08 Mei 2010
KM & IT : Implementation
Berikut merupakan materi dari sebuah buku yang saya kutip.
Judul Buku : Information Technology for Management
Pengarang : Efraim Turban dan Linda Volonino
Tahun : 2010
Penerbit : John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd
Perusahaan mengetahui bahwa teknologi informasi dapat digunakan untuk mencari ahli. orang yang memerlukan bantuan dapat mem-post masalah mereka pada internet perusahaan (Co. Wikis dan Blogs) dan menanyakan bantuan. Masalah dari pendekatan ini adalah kemungkinan memerlukan beberapa hari untuk mendapatkan jawaban, jika pun jawaban diberikan, kemungkinan juga bahwa jawaban tersebut bukan dari ahlinya. maka dari itu, perusahaan menggunakan expert location system. Expert (atau expertise)location systems (ELSs) adalah sistem terkomputerisasi yang interaktif yang menolong pegawai untuk mencari dan terhubung dengan rekan kerja yang memiliki keahlian yang dibutuhkan dalam permasalahan tertentu-apakah mereka dinegara seberang atau hanya diruangan seberang-dalam tujuan untuk memecahkan permasalahan bisnis yang kritis dan spesifik dalam waktu singkat. perangkat lunak ELS dibuat oleh perusahaan seperti AskMe (askmecorp.com).
Judul Buku : Information Technology for Management
Pengarang : Efraim Turban dan Linda Volonino
Tahun : 2010
Penerbit : John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd
Perusahaan mengetahui bahwa teknologi informasi dapat digunakan untuk mencari ahli. orang yang memerlukan bantuan dapat mem-post masalah mereka pada internet perusahaan (Co. Wikis dan Blogs) dan menanyakan bantuan. Masalah dari pendekatan ini adalah kemungkinan memerlukan beberapa hari untuk mendapatkan jawaban, jika pun jawaban diberikan, kemungkinan juga bahwa jawaban tersebut bukan dari ahlinya. maka dari itu, perusahaan menggunakan expert location system. Expert (atau expertise)location systems (ELSs) adalah sistem terkomputerisasi yang interaktif yang menolong pegawai untuk mencari dan terhubung dengan rekan kerja yang memiliki keahlian yang dibutuhkan dalam permasalahan tertentu-apakah mereka dinegara seberang atau hanya diruangan seberang-dalam tujuan untuk memecahkan permasalahan bisnis yang kritis dan spesifik dalam waktu singkat. perangkat lunak ELS dibuat oleh perusahaan seperti AskMe (askmecorp.com).
KM & IT : KMSs Components
Berikut merupakan materi dari sebuah buku yang saya kutip.
Judul Buku : Information Technology for Management
Pengarang : Efraim Turban dan Linda Volonino
Tahun : 2010
Penerbit : John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd
KMSs dikembangkan dengan menggunakan teknologi communication and collaboration, dan storage and retrieval.
Teknologi communication and collaboration mengijinkan pengguna untuk mengakses pengetahuan yang dibutuhkan, dan untuk berkomunikasi dengan sesama pengguna dan dengan ahli lainnya. Communication and collaboration juga mengijinkan untuk permohonan pengetahuan dari para ahli.
storage and retrieval pada awalnya ditujukan pada penggunaan DBMS untuk menyimpan dan mengatur knowledge. Ini bekerja secara baik pada awalnya untuk menyimpan dan mengatur sebagian besar dari explicit knowledge, dan juga explicit knowledge yang hampir menjadi tacit knowledge. Namun demikian, menangkap, menyimpan, dan mengatur tacit knowledge biasanya memerlukan alat lain. Electronic document management system dan specialized storage systems yang merupakan bagian dari collaborative computing system akan memengisi kekosongan ini. Desktop search adalah alat yang utama dalam pencarian knowledge
Judul Buku : Information Technology for Management
Pengarang : Efraim Turban dan Linda Volonino
Tahun : 2010
Penerbit : John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd
KMSs dikembangkan dengan menggunakan teknologi communication and collaboration, dan storage and retrieval.
Teknologi communication and collaboration mengijinkan pengguna untuk mengakses pengetahuan yang dibutuhkan, dan untuk berkomunikasi dengan sesama pengguna dan dengan ahli lainnya. Communication and collaboration juga mengijinkan untuk permohonan pengetahuan dari para ahli.
storage and retrieval pada awalnya ditujukan pada penggunaan DBMS untuk menyimpan dan mengatur knowledge. Ini bekerja secara baik pada awalnya untuk menyimpan dan mengatur sebagian besar dari explicit knowledge, dan juga explicit knowledge yang hampir menjadi tacit knowledge. Namun demikian, menangkap, menyimpan, dan mengatur tacit knowledge biasanya memerlukan alat lain. Electronic document management system dan specialized storage systems yang merupakan bagian dari collaborative computing system akan memengisi kekosongan ini. Desktop search adalah alat yang utama dalam pencarian knowledge
Label:
collaboration,
communication,
retrieval,
storage
KM & IT : KMSs Cycle
berikut merupakan materi dari sebuah buku yang saya kutip.
Judul Buku : Information Technology for Management
Pengarang : Efraim Turban dan Linda Volonino
Tahun : 2010
Penerbit : John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd
Alasan dari sebuah sistem bersifat cyclical adalah karena knowledge secara dinamis diperbaharui (refined) setiap waktu. knowledge dalam sebuah KMSs yang bagus tidak pernah berakhir karena, seiring dengan berlalunya waktu, lingkungan berubah, dan knowledge harus diperbaharui (updated) untuk merefleksikan perubahan. siklus tersebut bekerja sebagai berikut:
1.Create Knowledge. knowledge dibuat karena orang menentukan cara baru untuk melakukan sesuatu atau mengembangkan know-how. terkadang pengetahuan dari luar dibawa ke dalam.
2. Capture Knowledge. knowledge yang baru harus diidentifikasikan memiliki nilai dan disajikan dengan cara yang masuk akal.
3. Refine Knowledge knowledge yang baru harus diletakkan pada konteks sehingga dapat ditindaklanjuti. ini adalah dimana wawasan (tacit qualities) harus ditangkap dengan fakta yang eksplisit.
4. Store Knowledge. knowleddge yang berguna harus ditempatkan dalam bentuk yang masuk akal dalam sebuah tempat penyimpanan knowledge sehingga orang lain dalam organisasi dapat mengaksesnya.
5. Manage Knowledge. seperti halnya perpustakaan, knowledge harus tetap aktual/terbaru. knowledge tersebut harus ditinjau untuk memverifikasi apakah masih relevan dan akurat.
6. Disseminate Knowledge. knowledge harus dibuat tersedia dalam sebuah bentuk yang berguna untuk setiap orang dalam organisasi yang membutuhkannya, dimana saja, dan kapan saja.
Judul Buku : Information Technology for Management
Pengarang : Efraim Turban dan Linda Volonino
Tahun : 2010
Penerbit : John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd
Alasan dari sebuah sistem bersifat cyclical adalah karena knowledge secara dinamis diperbaharui (refined) setiap waktu. knowledge dalam sebuah KMSs yang bagus tidak pernah berakhir karena, seiring dengan berlalunya waktu, lingkungan berubah, dan knowledge harus diperbaharui (updated) untuk merefleksikan perubahan. siklus tersebut bekerja sebagai berikut:
1.Create Knowledge. knowledge dibuat karena orang menentukan cara baru untuk melakukan sesuatu atau mengembangkan know-how. terkadang pengetahuan dari luar dibawa ke dalam.
2. Capture Knowledge. knowledge yang baru harus diidentifikasikan memiliki nilai dan disajikan dengan cara yang masuk akal.
3. Refine Knowledge knowledge yang baru harus diletakkan pada konteks sehingga dapat ditindaklanjuti. ini adalah dimana wawasan (tacit qualities) harus ditangkap dengan fakta yang eksplisit.
4. Store Knowledge. knowleddge yang berguna harus ditempatkan dalam bentuk yang masuk akal dalam sebuah tempat penyimpanan knowledge sehingga orang lain dalam organisasi dapat mengaksesnya.
5. Manage Knowledge. seperti halnya perpustakaan, knowledge harus tetap aktual/terbaru. knowledge tersebut harus ditinjau untuk memverifikasi apakah masih relevan dan akurat.
6. Disseminate Knowledge. knowledge harus dibuat tersedia dalam sebuah bentuk yang berguna untuk setiap orang dalam organisasi yang membutuhkannya, dimana saja, dan kapan saja.
KM & IT : The Need for KMSs
berikut merupakan materi dari sebuah buku yang saya kutip.
Judul Buku : Information Technology for Management
Pengarang : Efraim Turban dan Linda Volonino
Tahun : 2010
Penerbit : John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd
Knowledge Management Systems (KMSs)
KMSs mengacu pada penggunaan dari teknologi informasi modern (Co. internet, intranets, extranets, LotusNotes, software filters, agents, data warehouse) untuk mensistemasi, nemanbah, dan mempercepat intra- dan inter-firm KM (Ahlawat dan Ahlawat, 2006). KMSs bertujuan untuk menolong organisasi megatasi turnover, rapid change, dan downsizing dengan membuat keahlian dari human capital organisasi dapat diakses secara luas. KMSs dibangun dalam meningkatnya tekanan atas kebutuhan untuk menjaga tenaga kerja yang produktif dan well-informed. selain itu, mereka dibangun untuk menolong organisasi besar untuk menyediakan sebuah pelayanan pelanggan yang konsisten. mereka juga menolong organisasi untuk menahan knowledge dari pegawai yang berhenti. banyak organisasi yang telah membangun sistem KM dalam tujuannya untuk mengkapitalisasi knowledge dan pengalaman dari pegawai di seluruh dunia.
Judul Buku : Information Technology for Management
Pengarang : Efraim Turban dan Linda Volonino
Tahun : 2010
Penerbit : John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd
Knowledge Management Systems (KMSs)
KMSs mengacu pada penggunaan dari teknologi informasi modern (Co. internet, intranets, extranets, LotusNotes, software filters, agents, data warehouse) untuk mensistemasi, nemanbah, dan mempercepat intra- dan inter-firm KM (Ahlawat dan Ahlawat, 2006). KMSs bertujuan untuk menolong organisasi megatasi turnover, rapid change, dan downsizing dengan membuat keahlian dari human capital organisasi dapat diakses secara luas. KMSs dibangun dalam meningkatnya tekanan atas kebutuhan untuk menjaga tenaga kerja yang produktif dan well-informed. selain itu, mereka dibangun untuk menolong organisasi besar untuk menyediakan sebuah pelayanan pelanggan yang konsisten. mereka juga menolong organisasi untuk menahan knowledge dari pegawai yang berhenti. banyak organisasi yang telah membangun sistem KM dalam tujuannya untuk mengkapitalisasi knowledge dan pengalaman dari pegawai di seluruh dunia.
KM & IT : Concepts and Definition 3
berikut merupakan materi dari sebuah buku yang saya kutip.
Judul Buku : Information Technology for Management
Pengarang : Efraim Turban dan Linda Volonino
Tahun : 2010
Penerbit : John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd
Intellectual Capital / Intellectual Assets
aset intelektual merupakan istilah lain yang digunakan pada knowledge, dan menyiratkan terdapat nilai finansial pada knowledge. walaupun merupakan hal yang sulit, namun beberapa industri telah mencoba memberi nilai pada knowledge mereka. untuk melihat bagaimana cara menghitung KM perusahaan anda, anda dapat melihat pada strassman.com dan baselinemag.com oleh Paul Strassman yang membuat sebuah postulat dalam menghitung nilai KM perusahaan.
Explicit and Tacit Knowledge
Explicit knowledge berhubungan lebih kepada knowledge yang besifat objektif, rasional, dan teknis (data, policies, procedures, software, documents, dsb).
Tacit knowledge biasanya pada area subjektif, kognitif, dan experiential learning; sangat personal dan susah untuk diformalkan/dirumuskan/disusunkan. (Nonaka dan Takeuchi, 1995)
Judul Buku : Information Technology for Management
Pengarang : Efraim Turban dan Linda Volonino
Tahun : 2010
Penerbit : John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd
Intellectual Capital / Intellectual Assets
aset intelektual merupakan istilah lain yang digunakan pada knowledge, dan menyiratkan terdapat nilai finansial pada knowledge. walaupun merupakan hal yang sulit, namun beberapa industri telah mencoba memberi nilai pada knowledge mereka. untuk melihat bagaimana cara menghitung KM perusahaan anda, anda dapat melihat pada strassman.com dan baselinemag.com oleh Paul Strassman yang membuat sebuah postulat dalam menghitung nilai KM perusahaan.
Explicit and Tacit Knowledge
Explicit knowledge berhubungan lebih kepada knowledge yang besifat objektif, rasional, dan teknis (data, policies, procedures, software, documents, dsb).
Tacit knowledge biasanya pada area subjektif, kognitif, dan experiential learning; sangat personal dan susah untuk diformalkan/dirumuskan/disusunkan. (Nonaka dan Takeuchi, 1995)
KM & IT : Concepts and Definition 2
berikut merupakan materi dari sebuah buku yang saya kutip.
Judul Buku : Information Technology for Management
Pengarang : Efraim Turban dan Linda Volonino
Tahun : 2010
Penerbit : John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd
Knowledge
dalam konteks teknologi informasi, knowledge sangat berbeda dari data dan information. dimana data merupakan sebuah kumpulan dari kebenaran, pengukuran, dan statistik; information adalah data yang telah diproses atau telah diorganisir yang tepat waktu dan akurat (Holsapple, 2003). Sedangkan knowledge adalah informasi yang contextual, relevant, dan actionable.
Knowledge memiliki karakteristik berikut ini yang membedakannya dari aset organisasi lainnya (Holsapple, 2003) yaitu:
- Extraordinary leverage and increasing returns. knowledge biasanya bukan subjek dari diminishing returns. saat knowledge digunakan, knowledge tersebut tidak terkonsumsi (habis). penggunanya dapat memberi tambahan kepada knowledge tersebut yang meningkatkan nilainya.
- Fragmentation, leakage, and the need to refresh. saat knowledge berkembang, knowledge akan bercabang dan terpisah-pisah. knowledge bersifat dinamis; merupakan informasi dalam tindakan (information in action). jadi, sebuah organisasi harus selalu memperbaharui basis pengetahuannya untuk mempertahankannya sebagai sumber dari keunggulan kompetitifnya.
- Uncertain value. adalah sulit untuk mengestimasi dampak dari investasi dalam knowledge. terlalu banyak aspek intangible
- Uncertain value of sharing. serupa dengan sebelumnnya, adalah sulit untuk mengestimasi nilai dari pembagian knowledge, atau siapa yang paling diuntungkannya.
- Rooted in time. kegunaan dan keuntunggan dari knowledge akan bervariasi dalam waktu; karenanya, kesegeraan, umur, perishability, dan volatility dari knowledge merupakan sifat yang penting.
Judul Buku : Information Technology for Management
Pengarang : Efraim Turban dan Linda Volonino
Tahun : 2010
Penerbit : John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd
Knowledge
dalam konteks teknologi informasi, knowledge sangat berbeda dari data dan information. dimana data merupakan sebuah kumpulan dari kebenaran, pengukuran, dan statistik; information adalah data yang telah diproses atau telah diorganisir yang tepat waktu dan akurat (Holsapple, 2003). Sedangkan knowledge adalah informasi yang contextual, relevant, dan actionable.
Knowledge memiliki karakteristik berikut ini yang membedakannya dari aset organisasi lainnya (Holsapple, 2003) yaitu:
- Extraordinary leverage and increasing returns. knowledge biasanya bukan subjek dari diminishing returns. saat knowledge digunakan, knowledge tersebut tidak terkonsumsi (habis). penggunanya dapat memberi tambahan kepada knowledge tersebut yang meningkatkan nilainya.
- Fragmentation, leakage, and the need to refresh. saat knowledge berkembang, knowledge akan bercabang dan terpisah-pisah. knowledge bersifat dinamis; merupakan informasi dalam tindakan (information in action). jadi, sebuah organisasi harus selalu memperbaharui basis pengetahuannya untuk mempertahankannya sebagai sumber dari keunggulan kompetitifnya.
- Uncertain value. adalah sulit untuk mengestimasi dampak dari investasi dalam knowledge. terlalu banyak aspek intangible
- Uncertain value of sharing. serupa dengan sebelumnnya, adalah sulit untuk mengestimasi nilai dari pembagian knowledge, atau siapa yang paling diuntungkannya.
- Rooted in time. kegunaan dan keuntunggan dari knowledge akan bervariasi dalam waktu; karenanya, kesegeraan, umur, perishability, dan volatility dari knowledge merupakan sifat yang penting.
KM & IT : Concepts and Definition 1
berikut merupakan materi dari sebuah buku yang saya kutip.
Judul Buku : Information Technology for Management
Pengarang : Efraim Turban dan Linda Volonino
Tahun :2010
Penerbit : John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd
Knowledge Management(KM) adalah sebuah proses yang menolong organisasi dalam mengidentifikasi, memilih, mengorganisasikan, menyebarkan, dan memindahkan informasi dan keahlian penting yang merupakan bagian dari organization's memory dan yang biasanya berada di dalam organisasi secara tidak terstruktur. perlakuan tersebut atas knowledge akan memungkinkan pemecahan masalah, pembelajaran yang dipercepat, strategic learning, dan pembuatan keputusan yang efektif dan efesien. para pemrakarsa KM memfokuskan pada identifikasi knowledge, menjelaskan knowledge tersebut dengan cara yang membuat knowledge tersebut dapat dibagi secara formal, dan meningkatkan nilainya melalui penggunaan kembali.
"Untuk kesuksesan organisasi, knowledge, sebagai bentuk modal (capital), harus dapat dipertukarkan antara orang-orang, dan knowledge tersebut harus dapat tumbuh". Pengetahuan mengenai bagaumana sebuah masalah dipecahkan dapat ditangkap, sehingga demikian KM dapat memajukan organizational learning, membimbing pada penciptaan pengetahuan yang lebih lanjut. See Schwartz (2006)
Judul Buku : Information Technology for Management
Pengarang : Efraim Turban dan Linda Volonino
Tahun :2010
Penerbit : John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd
Knowledge Management(KM) adalah sebuah proses yang menolong organisasi dalam mengidentifikasi, memilih, mengorganisasikan, menyebarkan, dan memindahkan informasi dan keahlian penting yang merupakan bagian dari organization's memory dan yang biasanya berada di dalam organisasi secara tidak terstruktur. perlakuan tersebut atas knowledge akan memungkinkan pemecahan masalah, pembelajaran yang dipercepat, strategic learning, dan pembuatan keputusan yang efektif dan efesien. para pemrakarsa KM memfokuskan pada identifikasi knowledge, menjelaskan knowledge tersebut dengan cara yang membuat knowledge tersebut dapat dibagi secara formal, dan meningkatkan nilainya melalui penggunaan kembali.
"Untuk kesuksesan organisasi, knowledge, sebagai bentuk modal (capital), harus dapat dipertukarkan antara orang-orang, dan knowledge tersebut harus dapat tumbuh". Pengetahuan mengenai bagaumana sebuah masalah dipecahkan dapat ditangkap, sehingga demikian KM dapat memajukan organizational learning, membimbing pada penciptaan pengetahuan yang lebih lanjut. See Schwartz (2006)
Langganan:
Postingan (Atom)